BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sering terucap dari
mulut siswa komentar tentang guru dengan metode pembelajaran yang dianggap
siswa membosankan. Siswa yang merasa bosan akan melakukan aktivitas-aktivitas
lain di luar kontrol guru. Karena mereka merasa percuma, dengan mendengarkan
ataupun tidak, mereka tetap tidak paham, sehingga mereka melakukan
hal-hal yang membuat mereka tidak bosan. Prihatin sekali melihat siswa-siswa
kita! Selama jam pelajaran di sekolah, mereka sibuk mencatat ringkasan materi
pelajaran atau mengerjakan LKS berupa lembar tumpukan soal-soal yang diberikan
guru. Mereka mencatat ringkasan-ringkasan atau mengerjakan soal-soal yang ada
pada LKS itu tanpa mengerti tujuan dari yang ia kerjakan itu. Di rumah, mereka
menghafal ringkasan-ringkasan itu untuk mempersiapkan diri menghadapi ulangan.
Karena banyaknya ringkasan tersebut, para siswa tiap hari harus menghafal begitu
banyak. Siswa giat belajar, siswa gemar membaca, dan siswa yang kreatif
merupakan keinginan kita sebagai guru, hari ini dan di masa depan. Karena siswa
seperti itulah yang akan menjadi calon manusia unggul yang menguasai zaman di
abad era globalisasi.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana menciptakan suasana belajar di
kelas yang menyenangkan?
2. Bagaimana menciptakan lingkungan kelas
yang menarik?
3. Bagaimana membangkitkan semangat belajar siswa?
4. Apa syarat-syarat menciptakan suasana
belajar yang baik?
6. Apa peran guru dan orang tua dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan?
7. Faktor-faktor apakah yang
mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar-mengajar?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membantu kita dalam memahami:
1. Cara-cara menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan di kelas.
2. Cara-cara menciptakan lingkungan kelas
yang menarik.
3. Cara membangkitkan semangat siswa dalam belajar.
4. Syarat-syarat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan.
5. Menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan di luar kelas.
6. Peran guru dan orang tua dalam menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam proses belajar-mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menciptakan Suasana Belajar di Kelas yang Menyenangkan
Salah satu
hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
adalah menyertakan partisipasi siswa di dalam kelas. Selain untuk membangun
komunikasi dengan siswa, pengajar juga dapat mengetahui apa yang menjadi
kebutuhan bagi para siswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi siswa akan
merasa canggung berbicara dengan guru dan komunikasi tidak akan berjalan baik.
Akibatnya, pengajar juga akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang
menjadi keinginan siswa. Beberapa tips yang dapat menjadi panduan dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan:
1. Ciptakan iklim yang nyaman buat anak didik Anda
Iklim yang
nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik sesama guru maupun antar
siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan,
sehingga komunikasi antara pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai
pengajar, Anda dapat menjelaskan kepada siswa bahwa tidak akan ada siswa lain
yang akan mengejek ketika ia bertanya. Beri motivasi kepada siswa bahwa dengan
bertanya, akan memudahkannya untuk lebih mengetahui tentang sesuatu hal
daripada hanya diam mendengarkan.
2. Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh
siswa Anda.
Jika siswa
Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan memperhatikannya. Meski
sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa karena ia merasa
diperhatikan. Seringkali siswa merasa kurang percaya diri sehingga enggan untuk
memberikan kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas Anda sebagai pengajar,
membangun kepercayaan diri siswa dengan menunjukkan perhatian-perhatian saat
siswa merasa sedang ingin didengarkan.
3. Jangan ragu memberikan pujian kepada siswa
Anda juga
bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh anak didik Anda.
Misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan
kamu bagus, itu tidak pernah saya pikirkan sebelumnya”.
4. Beri pertanyaan yang mudah dijawab
Jika hal di atas belum juga berhasil
untuk mengajak siswa memberikan komentar atau pertanyaan, giliran Anda untuk
mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat anak didik Anda tidak lagi
bungkam di dalam kelas. Pastikan
pertanyaan Anda mampu dijawab oleh siswa, sehingga saat menjawab secara tidak
langsung melatih siswa untuk berbicara. Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah
berkomentar. Hal ini akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan.
5. Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai
Minta agar
para siswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga, ia
akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para siswa
tidak merespon, ubah format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan jawaban
"ya" atau "tidak".
6.Controlling
Kontrol para
siswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah untuk mengetahui
seberapa banyak siswa yang biasanya berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda
menemukan beberapa siswa yang tingkat partisipasinya dalam kelas sangat kurang,
maka ajak ia berkomunikasi secaraa pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan
merasa percaya diri. Selain itu, jika yang Anda temukan hanyalah permasalahan
kurang percaya yang menjadikannya diam selama kelas berlangsung, maka tugas
Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas yang bisa membantunya untuk berkomunikasi.
Misalnya, tugas berpidato dalam kelas. Selain itu, keakraban antara guru dan siswa
sangat menentukan keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini terjalin
suasana belajar akan lebih santai dan siswa akan lebih mudah menangkap
pelajaran. Siswa tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti karena
salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara bertanya. Mengajar
kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan
menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun
antara peserta didik dengan peserta didik yang lain. Khusus dalam melakukan
pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir
peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta
didik. Penguasaan terhadap semua ketrampilan mengajar di atas harus utuh dan
terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui
pembelajaran mikro.
B. Menciptakan Lingkungan Kelas yang Menarik
Suasana belajar adalah faktor penentu keberhasilan mencapai sasaran belajar. Prinsip
belajar orang dewasa dan anak-anak pada hakekatnya sama yaitu melalui
penjelajahan (eksplorasi) dan suasana hati gembira (fun). Seorang guru idealnya
kreatif mendesain lingkungan belajar agar tercipta suasana yang menyenangkan
atau dalam istilah Gordon Dryden disebut orkestrasi lingkungan belajar. Lalu
apa yang perlu disiapkan?
Pertama, desainlah ruang kelas yang
dengan hal-hal yang membuat suasana hati ceria. Misalnya menambah gambar-gambar
di dinding kelas sesuai tema pelajaran, bunga, ruangan yang bersih, aneka
hiasan warna-warni dan tata letak meja dan kursi dan pencahayaan ruangan yang
memadahi. Mengapa ini penting? Sebab penyerapan informasi dari proses belajar
banyak berlangsung dalam pikiran bawah sadar. Siswa menyerap materi pelajaran
tanpa memikirkannya secara sadar. Oleh karenanya pikiran bawah sadar harus
dirangsang sedemikian rupa agar responsif.
Kedua, Bila perlu ciptakan suasana
kelas yang mirip pesta, ada balon, lampion, dan hiasan-hiasan dinding.
Ketiga, siapkan musik pengiring
ketika presentasi atau ketika siswa mengerjakan tugas-tugas yang sebelumnya
telah direncanakan. Akan lebih baik jika memakai musik klasik yang
direkomendasikan oleh Dr Lazanov. (Mozart, vivaldi, Bethoven).
Keempat, seluruh atmosfer kelas harus
benar-benar bersahabat, tidak ada tekanan, apalagi ancaman.
Stocwell
(seorang pelatih pendidikan terkemuka di Eropa) menjelaskan bahwa poster
berwarna di dinding yang didesain dengan baik sangatlah penting karena
merangsang periferal otak. Kehadirannya yang konstan di ruang kelas
menyampaikan isinya di memori otak walaupun tidak disadari oleh anak. Stocwell
juga menjelaskan tentang psikologi warna. Merah adalah warna peringatan, biru
melambangkan kesejukan, kuning warna kecerdasan, hijau dan coklat mempunyai
efek menentramkan, hangat dan ramah. Poster yang baik dapat membuat kesan di
memori jangka panjang, menciptakan gambaran memori yang dapat dipanggil kembali
jika dibutuhkan, walaupun tidak pernah dipelajari secara sadar.
C. Langkah Inovatif untuk Membangkitkan semangat Belajar Siswa
Sering kita temukan di lapangan
bahwa kondisi persekolahan kita, khususnya Sekolah Dasar, dikelola apa adanya
dan ala kadarnya. Terutama hal yang berhubungan
dengan pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan sekolah dan keadaan ruangan
kelas. Seperti terlihat pada kondisi ruang kelas yang ditata monoton dan
konvensional, dengan tampilan apa adanya seperti tampak pada pengecatan dinding
sekolah atau pun ruangan kelas yang kebanyakan dicat dengan warna putih polos,
kuning polos, dan warna–warna lain yang serba polos. Ini sudah lumayan bagus,
artinya kondisi kelas yang demikian sudah terlihat bersih.
Gambar–gambar
yang dapat menciptakan nuansa keindahan dan nuansa lain dari suatu kegiatan dan
kebiasaan yang bersifat konvensional jarang kita temukan. Memang kita sadari
bahwa eksistensi persekolahan di negara kita tercinta ini cukup bervariasi,
mulai dari yang tidak layak pakai mungkin karena dinding mau roboh, genteng
yang mau berjatuhan, plafon banyak yang jebol, dan siap untuk berjatuhan dan
berbagai kondisi lain yang sangat memprihatinkan. Kita berharap kondisi yang
sedemikian parah semacam ini segera dibenahi dan ditangani. Karena bagaimana
bisa kita menciptakan suatu lingkungan yang indah kalau kondisinya saja sangat
memprihatinkan.
Namun tidak berarti bahwa komunitas
yang ada pada sekolah yang ada pada kondisi yang demikian menjadikan guru dan
warga sekolahnya menjadi kehilangan kreatifitas untuk menciptakan hal–hal yang
inovatif demi terciptanya lingkungan belajar yang indah, asri dan elok
dipandang mata sehingga pada akhirnya tercipta suasana yang menyenangkan. Bab
ini mengacu pada adanya suatu inovasi, yaitu bagaimana mengoptimalkan kondisi
kelas (classical conditioning) dan penciptaan lingkungan sekolah agar
dapat dipakai dan dimanfaatkan, dan dioptimalkan sehingga merupakan bagian yang
tidak terpisahkan atau merupakan bagian yang integral dengan kegiatan
pembelajaran. Artinya ruangan kelas jangan
hanya menjadi dinding pembatas yang membatasi siswa di ruang kelas pada satu
sisi, dengan lingkungan di luar kelas pada sisi lain. Demikian pula dengan
lingkungan sekitar sekolah, terutama dinding–dinding sekolah jangan hanya
menjadi benda mati yang menjadi dinding pemisah antara lokal yang satu dengan
lokal yang lain, atau menjadi pembatas antara lingkungan sekolah sendiri dengan
lingkungan luar sekolah.
Demikian
juga seperti materi pelajaran IPS seperti gambar tipe –tipe hewan: Asiatis ,
Peralihan, Australis, dan gambar bendera dan lambang ASEAN, merupakan gambar
yang sangat menarik bagi siswa. Apabila materi semacam ini disajikan berupa
lukisan atau gambar yang menarik pada dinding sekolah, materi tersebut pada
akhirnya bukan merupakan hal yang asing bagi siswa. Sebab setiap hari dan
setiap saat siswa dapat mengamati dan melihatnya. Hal itu dimaksudkan supaya
dinding sekolah dan ruang kelas menjadi suatu yang integral dengan kegiatan
pembelajaran bernuansa estetis dan menyenangkan. Lukisan yang tertuang harus
menciptakan nuansa dan nilai keindahan artinya bila kita memandang lukisan itu
dapat tercipta suasana batin yang damai, menyejukkan kalbu. Kondisi semacam ini
akan memiliki dampak psikologis yang sangat dalam bagi penikmat lukisan
tersebut khususnya siswa, yaitu dapat memberikan nuansa rekreatif yang dapat
menciptakan suasana relaksasi bagi otot–otot syaraf yang tegang stress dan
semacamnya. Hanya saja hal yang harus diperhatikan yaitu tata letak dan penempatan
dari lukisan itu sendiri. Lukisan hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga
eksistensinya tidak memecahkan konsentrasi siswa pada saat menerima
pembelajaran.
Hal semacam ini memang berbeda dan
dapat menghapus cara–cara lama dalam memanfaatkan ruangan kelas pada khususnya
dan lingkungan sekitar agar lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa untuk
tetap berada di dalamnya. Sehingga dengan kondisi kelas yang semacam ini siswa
dan guru atau siapa saja yang masuk ke kelas ini beranggapan dan merasa bahwa kelasku
adalah istanaku, atau dia beranggapan bahwa sekolahku adalah sorgaku.
Penciptaan ruang kelas dan lingkungan sekolah
yang sedemikian rupa memang memerlukan kerja ekstra, sebab tidak semua guru
dapat melukis. Apabila hal itu terjadi tentu perlu mengundang orang yang pandai
melukis. Upaya–upaya seperti yang telah dipaparkan oleh penulis tidak lain
adalah suatu kiat agar siswa tidak bosan di sekolah, siswa lebih bergairah
dalam pembelajaran yang pada akhirnya tentunya tercapainya prestasi siswa yang
optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
D.Syarat-syarat Menciptakan Suasana Belajar yang Baik
Ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi bila mana kita ingin menciptakan suasana belajar
yang baik. Yang dimaksud dengan suasana belajar yang baik adalah suasana dimana
proses belajar dapat berjalan sebaik mungkin. Syarat - syarat itu adalah
seperti berikut :
- Murid harus mengalami kemajuan
- Murid harus menghargai pelajaran yang disajikan
- pengajar harus memperoleh kepuasan karenanya
Bila ketiga
hal tersebut diatas sudah dapat terpenuhi maka satu syarat terpenting untuk
proses belajar dapat dipenuhi juga. Dengan suasana yang baik pengajar akan
merasa senang dan akan berusaha menyajikan pelajaran sebaik - baiknya. Di lain
pihak murid pun akan merasa puas dan mempunyai motivasi untuk menghayati serta
memikirkan secara kritis hal yang diuraikan oleh pengajar.tetapi kalo suasana
belajar tidak baik, maka proses belajar mengajar pun tidak akan memperoleh
hasil yang terbaik. Jangan pernah percaya bahwa mengajar itu adalah seni yang
tidak dapat dipelajari. Siapa saja yang berminat akan dapat untuk
mempelajarinya.
Salah satu
kendala dalam pembelajaran adalah rasa bosan. Entah itu terjadi pada siswa atau
guru. Ketika rasa bosan sudah mempengaruhi proses belajar mengajar, ada
beberapa hal yang dilakukan siswa. Misalnya :
- Ngobrol dengan teman sebangku via memo. Seolah-olah siswa tersebut mencatat hal penting yang disampaikan guru. Pada kenyataannya mereka sedang asik berbincang tentang hal yang lebih menarik (musik, film, gossip, bahkan tak jarang membicarakan guru yang sedang mengajar).
- Menggambar. Hal kedua yang sering dilakukan siswa ketika bosan dengan suasana belajar yang itu-itu saja.
- SMSan, FB-an, dll.
Tentunya
sangat tidak menyenangkan jika seorang guru mengetahui anak didiknya
berperilaku seperti itu. Dalam hati sudah merasa bahwa upaya menyampaikan
pelajaran sudah maksimal. Namun kenyataannya masih ada pula siswa yang merasa
bosan. Dalam hal ini jangan menyalahkan siswa saja. Guru pun harus intropeksi
diri, sudah tepatkah cara saya dalam menyampaikan pelajaran. Toleransi akan
kondisi siswa sangat dibutuhkan ketika rasa bosan sudah melanda.
Salah satu
cara mengatasi hal ini adalah belajar di luar kelas. Semua cara harus tepat
guna. Usahakan ketika pembelajaran dilakukan di luar kelas, materi yang akan
disampaikan bukanlah materi yang membutuhkan konsentrasi penuh. Contohnya dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Materi pembuatan dan pembacaan puisi sangat
bagus diajarkan di luar kelas. Menciptakan suasana belajar di luar kelas tidak
lah sulit.
- Pilih materi yang ringan, yang bisa diselingi dengan permainan dan candaan.
- Pilih waktu dan suasana yang mendukung. Misalnya pada jam terakhir dan langit sedang tidak mendung.
- Bagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil supaya lebih terkondisikan.
- Mulai proses pembelajaran dengan berbagi ide dengan siswa.
Perlu
diketahui tidak semua materi pelajaran dapat dibawa ke luar kelas. Jadi
sesuaikan dengan situasi dan kondisi. Baik itu kondisi cuaca, materi, siswa,
dan guru.
F. Peran Guru dan Orang Tua dalam Menciptakan suasana Belajar yang Menyenangkan
Rasa senang
dalam belajar adalah masalah suasana hati. Ini diperoleh melalui perlakukan
guru dan orang tua melalui dorongan dan motivasi mereka. Sebenarnya yang
diperlukan oleh siswa dalam belajar adalah rasa percaya diri. Maka tugas orang
tua dan guru tentu saja menumbuhkan rasa percaya diri mereka.. Dari pengalaman
hidup, kita sering menemukan begitu banyak anak yang ragu-ragu atas apa yang
mereka pelajari, sehingga mereka perlu didorong dan diberi semangat lewat kata
– kata dan perlakuan.
Jika anak
merasa kurang percaya diri, maka anak perlu dibantu. Coba menemukan hal hal
positif pada dirinya dan pujilah dia agar rasa percaya dirinya bisa datang.
Komentar -komentar positif dapat membangkitkan percaya diri mereka. Orang
belajar memang tergantung pada faktor fisik (suasana lingkungan), faktor
emosional (suasana hati) dan faktor sosiologi atau lingkungan teman, guru,
orang tua dan budaya sekitar. Rasa senang dalam belajar dapat tercipta jika
terjalin keakraban antara guru dan siswa. Keakraban antara guru dan siswa
sangat menentukan keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini terjalin
suasana belajar akan lebih santai, lebih bisa mengungkapkan idenya sehingga
lebih kreatif, anak akan lebih termotivasi ikut belajar sehingga siswa akan
lebih mudah menangkap pelajaran. Anak tidak akan merasa sungkan bertanya jika
mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti
adalah dengan cara bertanya.
Menciptakan
suasana akrab dengan siswa bukanlah hal yang sulit. Guru perlu menciptakan
suasana bahwa pada saat belajar, guru dan siswa sedang belajar. Bahwa pada saat
itu mereka juga didengar ide, pendapat dan kreatifitasnya, guru akan menjadi
pengarah dan fasilitator mereka dalam belajar. Dan guru perlu bersikap adil
terhadap siapapun, artinya siswa perlu diperhatikan sesuai porsinya. Misalnya
anak yang pintar perlu diarahkan untuk lebih memperhatikan temannya yang kurang
pintar. Anak yang nakal perlu diaktifkan untuk lebih berperan dalam proses
belajar misalnya dengan menunjuk anak tersebut untuk membantu menertibkan teman
– temannya. Guru menegur dan marah juga harus pada tempatnya dan ada alasannya.
Dan salah satu cara untuk menciptakan suasana akrab dengan anak adalah berusaha
untuk mengenal mereka satu persatu.
Senyum guru
juga merupakan salah satu penyemangat belajar bagi siswa. Cukup banyak ruang
kelas proses belajar mengajarnya kurang dihiasi oleh senyum tulus guru.
Kecuali senyum jengkel yang akan membuat kelas dan sekolah kehilangan rasa
senang. Apa lagi kalau sekolah/ kelas juga selalu diguyur oleh tindakan
menekan, tindakan mengancam dan tindakan meremehkan pribadi siswa, dimana
pada akhirnya siswa menjadi malas, masa bodoh dan tidak punya kreativitas sama
sekali. Guru yang cuma mengejar target kurikulum, sekedar tugas mengajar, dan
mengabaikan perasaan anak didik akan membuat guru tersebut (juga mata
pelajarannya) menjadi sangat tidak menarik, kreatifitas anak didik akan tidak
berkembang.
Lingkungan
belajar melibatkan orang-orang, perilaku, gagasan, dan suasana hati. Untuk
memaksimalkan dorongan alamiah dalam diri anak, lingkungan belajarnya harus
memenuhi beberapa persyaratan. Anak membutuhkan lingkungan yang menanggapi
perilakunya. Lebih cepat dan lebih konsisten tanggapan yang diberikan
kepadanya, maka lebih cepat ia akan belajar. Persyaratan utama yang lain adalah
kebebasan. Anak merasa tidak aman bila tidak ada batasannya. Dengan memberikan
batasan tertentu, anak cukup leluasa untuk menyelidiki. Untuk menumbuhkan
semangat kemandirian pada anak anda dan kemampuan untuk mengambil inisiatif,
berikan dia kesempatan untuk memilih apa yang anda berdua ingin lakukan atau
pelajari.
Anak anda
juga memerlukan lingkungan yang dapat membantu mengembangkan imajinasinya.
Bantulah anak dengan membacakan buku-buku yang penuh imajinasi dan bercerita
menurut versi anda sendiri. Dengan demikian, anak akan tahu bahwa tidak semua
cerita bersumber dari buku dan ia pun dapat mengarang ceritanya sendiri. Ingat,
memberikan contoh adalah guru terbaik. Semakin anda tunjukkan kepada anak bahwa
anda suka membaca dan menulis, dan bahwa anda sangat senang dan berminat dalam
belajar, semakin besar keinginan anak untuk mencontoh anda. Anak tertarik untuk
meniru anda bila bersama-sama melakukan yang anda kerjakan. Libatkan anak dalam
membahas berita di halaman depan surat kabar, atau sempatkan untuk menjelaskan
isi buku yang sedang anda baca.
Akhirnya,
ingatlah bahwa anda tidak dapat memaksa anak untuk ikut dalam pengalaman belajar,
dan jangan pernah mencobanya. Bila anda memandang proses belajar belajar dengan
cara yang sama dengan anak anda, yaitu sebagai suatu permainan yang
berkelanjutan, hidup dan menarik, maka anda berdua pasti akan menikmatinya.
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan dalam Proses Belajar-Mengajar
Banyak faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Faktor ini diantaranya adalah
ketenangan, kesabaran, kasih sayamg, dan kebetahan siswa dalam kelas. Selama
ini sering kita jumpai di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung,
saat guru menerangkan beberapa murid asyik bercerita dengan temanya,
berjalan-jalan, atau bermain sendiri. Tentu saja hal seperti diatas bisa membuat guru merasa tersinggung dan
tidak dihormati. Tetapi mungkin juga guru merasa cuek,terserah yang penting
sudah melaksanakan kewajibannya. Pengalaman seperti itu merupakan hal menarik
untuk disimak. Sebagai guru kreatif, inovatif dan profesionaltentu kita tidak
ingin mengalami hal-hal seperti itu. Sebaiknya kita belajar dan terus belajar
supaya peristiwa tersebut tidak menimpa kita sebagai guru.
- Pembelajaran yang menonton
Salah satu
faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan dikelas adalah guru yang selalu
menonton dalam mengajar. Mereka hanya menyampaikan pengetahuan secara sepihak
tanpa berusaha melibatkan mental psikologi anak.
Dalam Kegiatan
Belajar mengajar (KBM). Guru hanya memposisikan anak secara pasif. Siswa hanya
dipersiapkan menerima ilmu pengetahuan dari guru yang menggunakan metode ceramah
dengan program 30 CH (duduk,dengar,diam,catat, dan hafal). Seperti kita ketahui
siswa adalah makhluk unik, sehingga pendidik harus memiliki pemahaman terhadap
kebutuhan peserta didiknya. Sebagai guru profesional sudah selayaknya berusaha
meningkatkan penguasaan materi pembelajaran dengan beberapa pendekatan yang
bisa memberikan hasil belajar yang optimal.
Siswa usia SD
berada pada fase paling kreatif dalam hidup manusia karena mereka dalam usi
bermain. Kenyataanya sejak pagi hingga siang, mereka harus belajar di kelas
dengan kondisi tersiksa, mereka tidak boleh bicara, tapi harus duduk rapi,
tangan di meja melihat bapak ibu guru menyampaikan materi. Oleh karena itu,
seorang guru yang profesional harus bisa mencari dan menggunakan metode yang
sesuai, sehingga suasana belajar di kelas tanpa tekanan.paksaan.
-Pembelajaran
dengan pendekatan PAIKEM.
Sebagai seorang
kreator proses belajar mengajar, seharusnya guru mengembangkan suasana bebas
bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minat, bakat, serta mengekspresikan
ide-ide dan kreatifitasnya. Tapi pada kenyataanya masih banyak pembelajaran
yang cenderung bersifat teoritis dan tidak terkait dengan lingkungan siswa
berada.
Kondisi seperti
ini menyebabkan peserta didik ( siswa ) jenuh dan tidak betah di kelas. Agar
tugas guru dalam KBM menjadi maksimal. Siswa merasa nyaman dan senang ketika
pembelajaran berlangsung, maka guru harus pandai meramu KBM tersebut.
PAIKEM
merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa membuat suasana di kelas
menjadi asyik dan efektif. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan menyenangkan.
Aktif
dimaksudkan dalam pembelajaran guru garus menciptakan suasana yanga membuat
siswa aktif bertanya serta mengemukakan pendapat.
Peran aktif
siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kretif yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Inovatif, guru
harus mampu membuat perubahan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
berbagai metode, sehingga siswa merasa enjoy belajar.
Kreatif, juga
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan tentu saja suasana
belajar mengajar yang menyenangkan.
Dengan
pendekatan PAIKEM diharapkan siswa dapat memusatkan perhatian secara penuh pada
waktu belajar. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Secara garis besar
PAIKEM bisa digambarkan sebagai berikut, Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan
untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkit semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagi sumber belajar
untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
-Mengajar
menggunakan bahasa cinta
Untuk membuat
suasana belajar dikelas menyenangkan dan menarik minat siswa untuk belajr lebih
giat, maka guru harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa.
Karena siswa itu sendiri sebagai manusia yang memiliki rasa cinta jangan sampai
membuat julukan negatif pada seorang guru gara-gara selalu marah dan berteriak
Bahasa cinta
merupakan salah satu kunci sukses bagi semua guru untuk membangun sebuah
hubungan yang indah dengan siswaagar tercipta suasana menyenangkan. Seorang
guru dapat membangun hubungan yang indah dengan siswa jika mau berbuat.
1. Mengakui kesalahan yang pernah
dilakukan
Guru adalah
sosok yang di kagumi, dihormati, sehingga akan menjadi sangat memalukan baginya
untuk mengakui kesalahan yang mungkin telah di perbuat kepada para siswanya.
Kewibawaan seorang guru akan terlihat dari apa yang telah ia lakukan. Sikap
mengakui kesalahan dan mau minta maaf menunjukkan kebersihan hati seseorang .
2. Pujian untuk meningkatkan
motivasi belajar
Jangan pelit
memberi pujian kepada siswa atas keberhasilan yang di capai. Setiap usaha yang
telah dia lakukan dalam pembelajaran tenyata mampu meningkatkan motivasi
belajar dengan memberi pujian berarti seorang guru sedang menumbuhkan
kepercayaan diri pada siswanya.
3. Memberi kesempatan berfikir
kreatif
Menanyakan dan
memberikan pilihan kepada siswa dalam proses pembelajaran akan membuat siswa
berlatih mengambil keputusam sendiri tanpa ada paksaan. Siswa akan terdidik
untuk berpikir kreatif dalam mencari pemecahan suatu masalah.
4. Mau menghargai orang lain
Kata terimah
kasih merupakan ungkapan yang bermakna luas, ketika seorang siswa mampu
mengatakan terimah kasih baik kepada teman atau gurunya berarti dia memiliki
kepekaan bahwa apa apa yang telah berhasil ia dapatkan bukan semata-mata
kehebatanya sendiri melainkan ada orang lain yang turut membantu. Dari sinilah
siswa dapat belajar untuk menyadari bahwa bekerja sama merupakan hal yang
sangat baik untuk di lakukan.
Dengan
bahasa cinta, hubungan yang kaku antara guru dan murid sudah saatnya di ubah
menjadi hubungan yang harmonis penuh kasih sayang. Dengan demikian akan
mencetak calon-calon generasi yang unggul di masa mendatang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka penyusun
dapat menyimpulkan bahwa :
1.
Peran orang tua dan guru sangat diperlukan dalam membangkitkan semangat belajar
siswa.
2.
Guru harus menciptakan suasan yang menyenangkan saat belajar di kelas agar
siswa tidak bosan.
3.
Rasa percaya diri sangat dibutuhkan oleh siswa dalam belajar.
4.
Suasana belajar merupakan factor utama dalam mencapai sasaran pembelajaran.
5.
Belajar juga bisa dilakukan di luar kelas untuk mengganti suasana, agar tidak
membosankan.
B.
Saran
Sebagai
calon seorang guru, kita dituntut untuk bisa menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam belajar, membangkitkan semangat dan rasa percaya diri siswa.
Jangan pernah mengejek siswa jika dia salah, melainkan siswa tersebut harus
semakin didorong agar tetap percaya diri dan bisa memperbaiki kesalahan.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pembelajaran Etika Profesi Guru
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Tasikmalaya , Oktober 2014
Penyusun